-->

Keutamaan sholat Hadits 7

Keutamaan sholat



Hadits 7
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,
“Dua orang dari (kabilah) Baliy, suatu kabilah keturunan Qudha’ah telah masuk Islam di hadapan Rasulullah saw.. Salah seorang dari keduanya telah mati syahid dan yang seorang lagi mati setahun kemudian.” Thalhah bin Ubaidillah r.a. berkata, “Aku bermimpi bahwa orang yang mati terakhir itu dimasukkan ke surga lebih dahulu daripada yang mati syahid.” Aku merasa heran terhadap kejadian tersebut. Esok paginya aku sampaikan mimpiku kepada Nabi saw., (atau mimpi itu diceritakan oleh seseorang kepada Nabi saw.) Maka beliau bersabda, “Bukankah orang yang mati terakhir itu berpuasa penuh pada bulan Ramadhan dan shalat sebanyak enam ribu rakaat dan sekian rakaat shalat selama setahun?” (Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban – At-Targhib).
Keutamaan sholat Hadits 7

Penjelasan

Jika setiap bulan dalam setahun berjumlah 29 hari lalu dikalikan dengan shalat fardhu lima kali sehari, ditambah Witir, maka sudah berjumlah 6.960 rakaat. 
Dan seandainya setiap bulannya dihitung tiga puluh hari, lalu dikalikan dengan shalat fardhu lima kali, maka bertambah dua puluh dua puluh, ditambah shalat Rawatib, ditambah shalat Nawafil, maka tidak dapat kita bayangkan berapa banyak rakaatnya. Ibnu Majah r.a. juga meriwayatkan kisah di atas dengan rinci. 
Thalhah r.a., sebagai orang yang memimpikan hal ini, bercerita, “Ada dua orang dari suatu kabilah datang kepada Rasulullah saw. 
dan keduanya masuk Islam secara bersamaan. Sahabat yang satu adalah orang yang penuh semangat dan berani, sehingga dalam suatu peperangan ia telah syahid, dan yang satunya lagi meninggal dunia setahun kemudian. Dalam mimpi itu aku berdiri di depan pintu surga dan kedua orang itu juga ada di sana.

Seseorang datang dari surga dan mengizinkan sahabat yang meninggal dunia setahun kemudian untuk masuk surga, sedangkan sahabat yang mati syahid tetap di tempatnya. Tak lama kemudian, dari dalam surga datanglah seseorang dan mengizinkan sahabat yang syahid untuk masuk surga. 
Ia berkata kepadaku, “Engkau belum saatnya masuk surga, pulanglah!” Ketika bangun pada pagi harinya, kucerita-kan mimpiku itu kepada orang-orang. 
Semuanya sangat heran mengapa si syahid baru diizinkan masuk surga setelah orang yang meninggal dunia itu setahun kemudian, seharusnya yang mati syahid lebih dulu masuk surga. Akhirnya mereka menemui Nabi saw. 
dan menceritakan peristiwa ini. Beliau bersabda, “Mengapa kalian heran?” Jawab kami, “Ya Rasulullah, kami heran mengapa syahid yang bersemangat tinggi dalam perjuangan agama lebih akhir masuk surga daripada yang meninggal dunia setahun kemudian?” Jawab Nabi saw., “Bukankah ia memiliki kelebihan setahun beribadah daripada si syahid?” Jawab kami, “Benar!” Tanya Beliau, “Bukankah ia memiliki kelebihan satu bulan shaum Ramadhan daripada si syahid?” Jawab kami, “Benar.” Tanya Nabi saw., “Bukankah ia memiliki kelebihan sujud dalam shalat daripada si syahid?” Jawab kami, “Benar!” Sabda beliau, “Perbedaan kedua orang itu ibarat langit dan bumi.”

Riwayat lainnya sebagaimana riwayat di atas masih banyak dalam kitab-kitab hadits, seperti tertulis dalam Sunan Abu Dawud, bahwa perbedaan antara keduanya ketika masuk surga itu delapan hari. 
Ketika orang yang terakhir mati masuk surga, delapan hari kemudian baru si syahid masuk surga.

Sesungguhnya kita tidak dapat memahami betapa besar nilai shalat itu, kita mengetahui bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Shalat adalah penyejuk mataku.” Sabda Rasulullah saw. tersebut menunjukkan bahwa beliau sangat mencintai shalat. Berarti shalat bukanlah hal yang biasa. 
Dalam hadits lain diceritakan bahwa ada dua orang bersaudara. Kakaknya telah meninggal dunia lebih dahulu. Empat puluh hari kemudian, barulah adiknya meninggal dunia. Kakaknya lebih shalih daripada adiknya. Orang-orang pun memuji-muji kakaknya. Ketika Nabi saw. 
mendengar hal itu, beliau bersabda, “Apakah adiknya bukan seorang muslim?” Jawab orang-orang, “Dia seorang muslim, tetapi derajatnya lebih rendah daripada kakaknya.”

Rasulullah saw. bersabda, “Bagaimana kalian tahu? Dalam empat puluh hari itu, berapa banyak derajat adiknya telah ditinggikan karena shalat? Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan anak sungai yang jernih dan dalam di depan rumah seseorang, dan ia mandi di anak sungai itu setiap hari lima kali. Maka apakah masih melekat kotoran di badannya?” Sabda beliau selanjutnya, “Apakah kalian mengetahui dalam empat puluh hari itu, sejauh manakah shalat telah meninggikan derajatnya?”



Keutamaan sholat Hadits 7 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown